a. Pengertian Kepemimpinan
Sebelum membahas lebih detail tentang proses
kepemimpinan Musa, terlebih dahulu melihat pengertian kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang itu dapat mempengaruhi orang
lain atau organisasi di dalam suatu tujuan yang dicapai. Menurut para ahli
kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut (Jhon C. Maxwell).
Dan menurut Young kepemimpinan adalah
bentuk denominasi yan didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untukberbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus.
Berdasarkan kedua pendapat para ahli tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses yang dilakukan
pemimpin untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan sebuah tujuan yang akan
dicapai.
b. Pentingnya Peranan Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan dalam sebuah organisasi
sangatlah penting. Berdirinya sebuah organisasi atau perusahaan ditentukan oleh
faktor pemimpinya. Kepemimpinan sangat begitu penting untuk berjalannya dan
majunya organisasi kecil maupun besar. Karena kepemimpinan adalah sebuah motor
penggerak atau kemudi yang dapat mengendalikan tujuan yang dicapai. Beberapa
fungsi kepemimpinan adalah:
• Menyampaikan
Informasi
• Memberikan
Perintah
• Mendelegasikan
wewenang
• Memberikan
motivasi
• Menerima
Umpan balik
• Mengkoordinasikan
manusia dan pekerjaan
• Melakukan
Pengendalian
c. Profil Musa sebelum menjadi pemimpin besar
* Musa
adalah seorang yang rendah diri (Keluaran 3-4)
Musa adalah salah satu tokoh pemimpin besar di dalam
kitab Perjanjian Lama. Allah memanggil Musa bukan karena kecakapannya
sebagaimana Keluaran 4:10 mengatakan: Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah,
Tuhan, aku ini tidak pandai bicara , dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman
kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah. " Di
dalam keseganannya menerima panggilan dari Allah, ia menunjukkan kekurangannya
di dalam hal berbicara. Namun ketika Musa siap untuk di proses, maka Allah juga
berjanji untuk memberikan kuasa untuk memimpin. Allah memberi otoritas kepada
Musa untuk membawa Bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan. Disamping proses
yang dialami oleh Musa sebelum menjadi pemimpin adalah panggilan ilahi dari
Allah.
* Musa adalah seorang yang tingkat Emosinya
tinggi Bilangan 20:11,
Musa tidak menghormati kekudusan Allah. Pada saat
bangsa Israel meminta air kepada Musa. Musa memukul batu itu dengan tongkat dua
kali. Padahal hanya perlu mengatakan saja kepada bukit batu itu untuk
mengeluarkan airnya (sebagaimana diperintahkan Allah, yang menunjuk kepada
kuasa Allah).
1. d.
Proses Kepemimpinan Musa
Dalam rangka menjalankan sebuah kepemimpinan yang baik,
ternyata memakan waktu yang lama. Sebagaimana seorang tokoh Alkitab yaitu Musa
yang memimpin Bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan. Musa
harus mengalami beberapa proses untuk menjadi seorang pemimpin:
1.
Musa pernah mengecap pendidikan khusus di rumah raja Firaun
Pendidikan yang diterima oleh Musa di istana. Tempat
pengasuhan anak yang dihubungkan dengan istana kerajaan tentu mendapat
perhatian khusus untuk memberi pendidikan sebagai calon pelayan meja di istana
raja Firaun. Tampaknya pendidikan yang diterima oleh Musa serupa dengan
pendidikan yang diterima oleh Daniel dan teman-temannya untuk melayani sebagai
pejabat negara di Babilon. (Danile1:3-7)
Sebagai pemimpin umatnya, Musa tidak hanya
diperlengkapi secara teknis dengan pertumbuhannya dan pendidikannya di Mesir
(Kisah 7:22). Tapi dalam hal yg jauh lebih asasi, ia juga dibina menjadi
pemimpin ulung berkat kesetiaannya mengikuti Allah oleh iman (Ibrani 11 :23-29;
bnd Kisah 7:23-37). Orang seperti itulah yg dibangkitkan Allah untuk memimpin
umat-Nya dari perhambaan ke kelepasan. Berulang kali, mulai dari pembicaraan
Musa yg pertama dengan Firaun (Keluaran 5: 19-21) sampai ke peperangan melawan
Midian menjelang kematian Musa (Bilangan 31: 14-16), Israel tidak percaya
kepada kuasa penyelamatan Allah dalam segala hal, melanggar
perjanjian-perjanjian, menolak Allah sebagai pemimpin mereka melalui
pemberontakan melawan Musa (kadang-kadang Musa dan Harun) melalui siapa
kepemimpinan itu dimanifestasikan (ump Bilangan 14:4, 10; 16:41-42).
2. Tuhan Allah Melatih Mental Musa
Setelah perbuatannya diketahui oleh Firaun, Musa
melarikan diri ke tanah Midian (Kel. 2:15; Kis. 7:29-30)). Tanah Midian
merupakan daerah padang gurun dan ini merupakan tempat yang ideal untuk
membentuk mental Musa. Musa memimpin
Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan. Musa belajar sekolah
penggembalaan selama 40 tahun di tempat mertuanya Yitro ketika dikejar . Waktu
yang sangat lama dihabiskan untuk menggembalakan domba. Dari penggembalaan
domba ini, Allah sedang mengajar dan mendidik Musa untuk menggembalakan
Umat-Nya. Tentu di dalam penggembalaan domba dibutuhkan kesabaran dan rasa rasa
tanggungjawab.
Dari Keluaran pasal 3 dan 4, kita dapat
menganalisa kondisi mental Musa saat itu. Ia berkata, “Siapakah aku ini?”
(3:11) dan, “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak
mendengarkanku?” (4:1). Kekuatiran yang menguasai jiwanya begitu besar. Ia
takut sekali lagi ditolak oleh bangsa Israel. Mari kita lihat pengalaman masa
lalunya di Mesir. Kis. 7:25-29 menceritakan hancurnya keyakinan diri Musa akan
panggilan Tuhan atas dirinya. Penolakan inilah yang membuatnya tidak berani
menerima panggilan Tuhan sebab orang Israel itu bukan hanya menolak dia, tapi
juga mencela perbuatannya membunuh orang Mesir itu (ayat 28).