ddd

Jika Yesus Kristus adalah orang gila, stress berat, tidak mungkin ada pengikutnya. Jika Yesus Kristus seorang penipu tidak mungkin Dia mau disalib. Kesimpulannya adalah Yesus Kristus adalah Tuhan Allah yang datang ke dunia menjadi manusia

Minggu, 06 Mei 2012

MISI ALLAH ADALAH MISI KAMI


MISI ALLAH ADALAH MISI KAMI
MISI berasal dari kata Latin : MITTO atau Gr : APOSTELLO yang berarti pengutusan, Penugasan, dakwah, diutus dan tugas.
Pengertian MISI menurut Alkitab adalah tugas pengutusan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada gereja-Nya untuk melaksanakan Pekabaran Injil keselamatan manusia keseluruh dunia ( Matius 28:19,20 ).

A. Misi Menurut Perjanjian Lama
Di dalam Kitab perjanjian Lama tidak terdapat suatu penegasan yang secara tegas untuk melakukan Pekabaran Injil atau Misi kepada bangsa-bangssa, namun sungguhpun demikian bukan berarti Allah tidak mempnyai Misi untuk menjangkau bangsa-bangsa lain. Justru peranan Allah sendirilah misi itu diwujudkan melalui penciptaan Alam Semesta dan mat-Nya bangsa Israel.

I. PANGGILAN MISI
MISSIO DEI ( MISI TUHAN ) tidak dimulai dari gereja atau badan-badan MISI, tetapi mulai dari ALLAH. Allah adalah sumber keselamatan dan sekaligus sumber Misi dan Pusat Misi ; maksudnya bahwa tanpa Allah, tidak ada Misi ( Kej 3:7-10 ).Panggilan MISI berasal dari Allah yang menjadikan diri kita sebagai  -Nya, Alat-Nya, Pelayan-Nya, Utusan-Nya, serta sebagai GARAM dan TERANG DUNIA.

Bagaimana kita bisa memahami apa yang Allah inginkan...???
Kita harus tahu bahwa sebelum kita diciptakan, Allah terlebih dahulu Dia merancang kita.
Allah menciptakan kita serupa segambar dengan rupa Allah sendiri.
Kita diciptakan secara khusus dan teristimewa, berbeda dengan ciptaan lainnya.
Apa yang menjadi keistimewaan kita dibanding dengan ciptaan yang lain...???
Keistimewaan kita adalah “Diciptakan Allah serupa segambar dengan Allah”

Charles Hodge Pernah mengatakan: Allah adalah Roh.
Ketika menciptakan manusia menurut gambar-Nya, Allah menganugerahkan kepada manusia sifat-sifat yang dimiliki Allah sebagai Roh. Kesamaan sifat yang sama dengan Allah, membuat manusia mampu untuk mengenal Allah.

Dalam Bukunya John Goldingay mengatakan:
Allah menciptakan kita serupa segambar dengan Allah , dengan alasan untuk relasional. Dan
Mempunyai hubungan dengan AllahUntuk mengurus dunia.  Juga sebagai Mahluk Allah yang mempunyai relasi (hubungan dengan sesama).

Anderson membuat Observasi yang sama:
Fisik manusia dibuat secitra dengan Allah, relasi dengan orang lain, juga untuk hubungan untuk menghasilkan keturunan.

Brugman mengamati :
K arena kita adalah mahluk Allah, kita dapat berkomunikasi dengan Allah (Kejadian 1:29)
Karena kita serupa segambar dengan Allah kita bisa merawat dunia. Karena kita diciptakan serupa segambar dengan Allah saling memuaskan hubungan satu dengan yang lain.

ALLAH DALAM PENCIPTAAN DUNIA
Allah memang menciptakan dunia materi se kreatif mungkinTetapi yang menjadi fokus Allah dalam hal ini adalah manusia sebagai fokus sentral dari energi kreatif-Nya. Terbukti bahwa manusia mendapat perhatian khusus, dibanding dengan ciptaan lainnya.  Contoh ketika Adam masih sendirian, Allah berusaha memberikan pedamping  yaitu Hawa sebagai istrinya.

B.W. Anderson membuat pengamatan:
Manusia diciptakan untuk bersekutu dengan Allah
Manusia adalah mahluk yang dapat menjawab Allah
Hidupnya dibuat untuk berkomunikasi dengan Allah.

Newbgin Juga mengatakan bahwa:
Bahwa Pandangan Kristen tentang tujuan Allah untuk manusia dan keluarga.
Manusia pria dan wanita dibuat Allah sedemikian rupa dengan gambar Allah, agar mempunyai hubungan yang timbal balik.

Dalam kebebasan yang diterima oleh manusia:
Manusia berkuasa atas ciptaan Allah
·         Kebebasan yang diterima manusia disalahgunakan
·         Manusia melanggar perintah Allah, dengan tipu daya iblis yang menyerupai ular.
·          
Akibat pelanggaran yang dibuat manusia, manusia harus menerima konsekuensinya:
Ø  Manusia harus mengalami kematian secara rohani maupun jasmani.
Ø  Gambar Allah yang ada dalam diri manusia rusak.

Sekalipun Manusia sudah jatuh dalam dosa:

Allah masih mencari manusia sekalipun sudah melanggar perintah-Nya
Allah mencari Adam dan Hawa (Kejadian 3:8-9). Ayat 8 mengacu pada suara Tuhan berjalan di kebun.  Bentuk kata yang dipakai dalam bahasa Ibrani adalah qol, sering berarti suara, tetapi Von Rad menunjukkan bahwa disini  seperti dalam 2 Samuel. 5:24, itu mengacu pada “gemerisik langkah Allah”.
Adam dan Hawa mengenali suara Allah.  Hamilton mencatat bahwa kata kerja Ibrani menggambarkan gerakan Tuhan (mithallek) menujukkan  tindakan kebiasaan.  Jelas Allah telah datang untuk mengunjungi mereka sebelum dan bukan hanya sekali.
Wenham menunjukkan sebelum kejatuhan manusia dalam dosa:
Bahwa ketika manusia masih ditaman Eden, hubungan Allah dengan manusia begitu akrab.
“Chatting sehari-hari antara Mahakuasa dengan Mahluk-Nya.
Istilah teofani lebih akurat. Terbukti Allah akan mengambil bentuk manusia untuk berbicara dengan manusia.Bahkan untuk berlari dan bermain dengan mereka.

Ketika Manusia jatuh dalam dosa:
Manusia bersembunyi, tetapi Allah mencari.  Dalam hal ini bisa juga Allah meninggalkan manusia. Tetapi karena Allah telah menciptakan manusia untuk menikmati hubungan dengan Allah.
Sekalipun manusia telah menyakiti hati Allah. Ia masih mencintai dan ingin manusia kembali kepada Allah. (Ada rasa belas kasihan).  Seperti seorang sahabat yang kita cintai.

Arti Allah masih mencari Manusia:
Allah ingin manusia  kembali kepada-Nya.Tampakknya ini menunjukkan pengorbanan Yesus di Kayu Salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Suatu saat manusia diperdamaikan Allah
Tujuan Allah adalah: agar manusia diperdamaikan kembali. Untuk dibawa kembali intim dengan kedatangan Putra Allah yaitu Yesus sebagai tumbal untuk menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10).
Yesus datang bukan untuk dilayani, tetapi menawarkan diri-Nya sebagai tebusan bagi tawanan iblis (Mat. 20:28).


Allah Mempunyai Misi Bagi Dunia (Yohanes 3:16)
Ø  Memulihkan rekonsilasi yang putus.
Cara Allah Mewujudkan Misi
Yohanes 3:16 = Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal.
Melalui INKARNASI: Mengambil rupa menjadi hamba, dalam bahasa yunani adalah doulos yang artinya menjadi budak(Filipi 2;7) Ayat Refrensi Yoh.1:1. Ajaran yang diajarkan Yesus adalah melalui kesalehan hidup,  kepedulian terhadap orang lain.

Rekonsilasi Yesus bagi semua orang.
Bagaimana Yesus Melakukan Rekonsilasi bagi Semua Orang?
§  Lewat Pengorbanan di Kayu Salib. Yesus menyerahkan nyawa-Nya dan taat sampai mati di Kayu Salib.
§  Tubuh-Nya yang hancur membawa kita kepada pengampunan. Darah-Nya yang tercurah menyucikan dosa kita.
§  Kasih karunia-Nya menyelamatkan kita.

IMPLIKASI
Apa yang kita berikan untuk membalas kebaikan Yesus?
Percaya dan mengakui serta mengimani kepada Yesus yang disiksa dikayu Salib, dimana tubuh terpecah dan darah-Nya tercurah untuk menebus dosa kita.
Menerima Yesus Sebagai Juruselamat secara pribadi.
Mengasihi dan menyenangkan dan memuliakan Nama-Nya dengan segenap hati.
Mempersembahkan hidup ini menjadi persembahan yang hidup dan berkenan dihadapan-Nya (Roma 12:1-2).
Hidup Saleh, dalam bahasa yunani kata eusebeia, yang berarti karakteristik kesalehan dan kekudusan.

Apa Tindakan kita sebagai umat yang ditebus...???
Kita harus memberitakan Injil (Matius 28:19-20)
Memberitahukan  kepada semua orang yang belum mengerti keselamatan, agar diselamatkan yaitu dengan “Kabar Sukacita”.
Allah memanggil umat-Nya berpartisipasi dalam penginjilan dunia (semua orang hilang).

Tujuan Misi adalah agar kembali kepada Allah.
§  Agar rekonsilasi yang putus dapat tercapai, dimana Kehidupan Yeus yang tidak berdosa dibuat-Nya jadi berdosa (2 Kor 5:16). Dia mendamaikan kita melalui Kristus
§  Mengungkapkan hati Allah Kasih Allah
§  Kerinduan Allah, agar manusia kembali kepada-Nya.

Bagaimana Kita Mengasihi Orang Lain...???

Memiliki Kesalehan terhadap Orang Lain.
Memiliki perhatian kepada  orang lain; seprti  Yesus mempunyai keinginan untuk berelasi kepada semua orang. Memiliki hati untuk memperhatikan kebutuhan secara fisik seperti Allah menyediakan bagi Adam dan Hawa kebutuhan fisik ketika mereka tinggal di kebun. Dia menyediakan kebutuhan bangsa Israel ketika mengembara dipadang pasir.
Yesus mengajarkan, dan dengan hidup-Nya , model kekwatiran saleh  bagi orang lain.
Kita harus mengasihi orang lain seperti kita  mengasihi diri kita sendiri, bahkan memenuhi kebutuhan fisik mereka yang kita bisa menghitung diantara musuh-musuh kita. Kami mejadi sangat sadar akan fisik kebutuhan mereka yang lebih rentan daripada diri kita sendiri: janda dan anak yatim, orang sakit dan tertindas. Semua orang lapar harus diberi makan. Seseorang haus akan diberi minum. Seorang dingin harus diberikan sesuatu untuk menjaga hangat.
Kepedulian Allah bagi orang lain itu terungkap dalam perhatian Yesus bagi orang lain
Kepeduliaan kami terhadap orang lain juga mengungkapan kepedulian Tuhan terhadap orang lain.
Pribadi korban kecenderungan Yesus  terhadap Allah ditunjukkan paling penuh dalam kesedihan-Nya untuk membuat pribadi utama berkorban.
Sebagai manusia, Yesus memiliki naluri  untuk kelangsungan hidup dan kehidupan kita; Dia tidak ingin rasa sakit, Dia tidak memiliki keinginan untuk mati. Dia tidak ingin dikhianati, disiksa dan dieksekusi.
Tetapi demi umat-Nya agar dipulihkan lagi gambar yang rusak itu.

Sikap apa yang kita ambil dari Teladan Yesus adalah:
Kita harus tahu bahwa kita adalah hamba sebagaiman Yesus menjadi hamba  (Filipi 2:5-8)
Sikap Saleh seperti Yesus
Mempunyai belas kasihan dan perhatian kepada orang lain, sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri.
Harus memperhatikan kebutuhan rohani dan fisik
Kita harus berpartisipasi demi pelayanan misi Allah
Model pelayanan, kita melaksanakan misi untuk menjadikan Allah diketahui dunia yang hilang (wahyu) dan membantu orang lain membangun kembali hidup mengajar, saleh, perhatian saleh untuk orang lain, dan pribadi pengorbanan.

Apa yang kita ajarkan dalam Pemberitaan  KABAR SUKACITA.??
Misi Pelayanan kita adalah “Inkarnasi” menurut VanRheenen: Ia mengungkapkan Allah kepada dunia.
Kehidupan yang kita ajarkan adalah “Ajaran Saleh”, ajaran saleh mengajar “cenderung ke arah Firman Tuhan, yang kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan di dalamnya.
Ajaran Ilahi berkar pada Kitab Suci, bukan dalam budaya dampak manusia, pendapat atau pernyataan sistematis teologi dan doktrin.


1 komentar:

Ferdinan Lowen mengatakan...

Syalom,,saya ijin copy.thanks

Masih ada jalan keluar