BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, banyak gereja yang megah,
besar, mempunyai ribuan jemaat, tetapi tidak memiliki sistem administrasi dan
manajemen yang baik. Akibatnya gereja
itu tidak tertata, dan tidak bisa memaksimalkan fungsi gereja itu sebagaimana
mestinya. Misalnya jemaat yang sakit tidak ada yang mengunjungi, penginjilan
tidak berjalan dengan baik, gembala tidak mengenal jemaat karena tidak punya
data jemaat yang jelas, dll. Itulah
sebabnya begitu pentingnya gereja membuat suatu sistem yang jelas di dalam
gereja supaya tidak kacau.
Setiap gereja baik kecil maupun besar
harus mempunya sistem administrasi dan manajemen yang jelas. Mengapa? karena
kalau gereja mempunyai sistem yang mantap dan tersusun otomatis fungsi gereja
sebagai gereja tubuh Kristus akan berjalan dengan baik sesuai dengan arah
kehendak Tuhan. Itulah sebabnya gereja
harus mempunyai pemahaman yang benar tentang pengertian administrasi dan
manajemen.
Kebanyakan pendeta mempunyai pendidikan
dan pengalaman manajemen yang kurang memadai sebelum memasuki kegiatan
pelayanan dan mereka menghabiskan waktu melakukan fungsi pastoral karena dalam
bidang itulah mereka terlatih. Selanjutnya, sedikit gereja yang dapat
mengumpulkan sekelompok warga jemaat yang berpendidikan atau memiliki
keterampilan menajemen. Dengan demikian, perencanaan, penetapan tujuan
(sasaran), dan Fungsi manajemen lainnya sebagaian besar justru diabaikan.
A.
Latar
Belakang
Pada zaman modern ini, informasi sangat
dibutuhkan oleh semua orang. Untuk
memenuhi kebutuhan informasi setiap orang maupun organisasi, maka makin
berkembanglah teknogi informasi. Banyak
orang terbantu dan tertolong pekerjaannya melalui penggunaan teknologi. Teknologi jika dimanfaatkan dengan baik dan benar
maka akan membawa dampak yang positif bagi perkembangan gereja Tuhan. Misalnya dalam pemberian informasi terhadap
pengolahan data-data administrasi gereja, sehingga memudahkan pekerjaan tata
usaha gereja. Oleh sebab itu seiring
dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi informasi pada
dewasa ini, maka gereja mau tidak mau harus memerlukan teknologi untuk
informasi tersebut.
B.
Pengertian
Manajemen
Istilah manajement (management) berasal
dari kata dalam bahasa latin “manus”
yang berarti “tangan” . Dengan demikian
manajemen adalah suatu tindakan menangani, mengontrol. Dan kata ini berasal dari kata kerja “to
manage”. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan mengendalikan, mengontrol,
menangani, atau mengelola, membingbing kepada tujuan organisasi. [1]
Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia. Jadi dapat dirumusan tersebut mengandung pengertian
adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan
tujuan di pihak lain.
Pengertian
manajemen Kristen menurut buku Sugiyanto Wiryoputro adalah “menuntun kepada
keselamatan, bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki
kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Timoteus 3:15-16)”.[2]
C.
Pengertian
Administrasi
Kata administrasi berasal dari kata ad
dan ministro (Latin) yang berarti “melayani atau menyelenggarakan” (Webster,
1974). Definisi
administrasi adalah suatu proses kegiatan penyelenggaraan yang dilakukan
oleh seorang administrator secara teratur dan diatur melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan gereja.[3]
Menurut sudut pandang penulis, bahwa tatausaha
itu merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dan dilakukan
pencatatan secara sistematis dalam suatu organisasi untuk menghasilkan kumpulan
keterangan yang dibutuhkan. Jadi
sekarang dapat dipahami, bahwa kegiatan tatausaha masih termasuk dalam unsur
Administrasi dalam arti luas dan bukan merupakan faktor dari administrasi.
Pengertian administrasi dalam arti
luas, berasal dari bahasa Inggris “Administration” . S.P. Siagian, yang mengatakan bahwa
administrasi secara luas adalah:
Proses
kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973) Berdasarkan
hal tersebut diatas, administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang
dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[4]
Pengertian administrasi secara sempit:
berasal dari kata Administratie berasal dari bahasa Belanda, yang meliputi
kegiatan:catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik,
agenda dsb, yang bersifat teknis ketatausahaan (clerical work). Dengan demikian
tata usaha adalah bagian kecil kegiatan dari Administrasi.[5]
Sekalipun ada dua pengertian
administrasi baik secara luas maupun sempit, namun administrasi menurut
pandangan gereja mempunyai perbedaan, seperti administrasi menurut gereja lebih
mengarah kedalam tujuan atau sasaran penyelamatan jiwa-jiwa untuk dibawa
kedalam Yesus Kristus, tentu dalam pembawaan jiwa-jiwa ini membuat program,
seperti pembinaan, pemeliharaan.
BAB
II
HUBUNGAN SISEMTEM
ADMINISTRASI DENGAN MANAJEMEN
Sebelum membahas lebih lanjut pengertian
manajemen, terlebih dulu perlu
dijelaskan hubungan antara administrasi, manajemen. Karena banyak yang beranggapan bahwa administrasi sama dengan manajemen. Dan juga banyak yang membedakannya. Ada yang mengatakan administrasi lebih luas daripada manajemen, dan ada pula yang mengatakan sebaliknya.
dijelaskan hubungan antara administrasi, manajemen. Karena banyak yang beranggapan bahwa administrasi sama dengan manajemen. Dan juga banyak yang membedakannya. Ada yang mengatakan administrasi lebih luas daripada manajemen, dan ada pula yang mengatakan sebaliknya.
A. Pendapat yang mempersamakan administrasi dengan manajemen
Ada beberapa
orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya administrasi dan manajemen adalah
sama, hanya saja istilah administrasi digunakan pada badan / organisasi
pemerintah, sedangkan istilah manajemen dipergunakan untuk organisasi swasta.
Administrator sama artinya dengan manajer, tetapi organisasi untuk pemerintah.
Hal ini dapat dilihat pada penggunaan istilah manajer untuk perusahaan swasta
yaitu diantaranya manajer pemasaran, manajer pembelian dan lain-lain. Serta kepala bagian administrasi keuangan,
kepala bagian administrasi kepegawaian dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara administrasi manajemen adalah sebagai berikut
M.E. Dimock & Dimock and Koenig : Definisinya : “Administration (or management) is a planned approach to the solving of all kinds of problems in almost every individual or group activity both public or private.” [Administrasi (atau manajemen) adalah suatu pendekatan yang terencana terhadap pemecahan semua macam masalah yang kebanyakan terdapat pada setiap individu atau kelompok baik negara atau swasta].
Jadi, Administrasi
fungsi tertentu untuk mengendalikan, menggerakkan, mengembangkan dan
mengarahkan organisasi, yang menjalankan administrator dan dibantu oleh manajer
dan stafnya.
B. Pendapat yang membedakan administrasi dengan manajemen
Administrasi lebih luas dari manajem Adminmistrasi adalah konsep tujuan
pengaturan dan manajemen kebijakan publik secara keseluruhan sementara
subkonsep yang akan melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan
kebijakan yang telah diberikan pada tingkat administrasi. Administrasi lebih luas dari manajemen karena
manajemen sebagai salah satu unsurt dan merupakan inti dari administrasi
sebagai bersifar operasional pelaksanaan tetapi mengatur pelaksanaan tindakan
oleh sekelompok orang yang disebut "bawahan" sehingga pemerintah akan
mencapai tujuan pengelolaan.
Ordway Tead mengataka“Administration is the process and agency which is responsible for the determination of the aims for which an organization and its management are to strive … etc.” (Administrasi adalah suatu proses dan badan yang bertanggung jawab terhadap penentuan tujuan, di mana organisasi dan manajemen digariskan … dst.). Maksudnya administrasi menentukan garis besar daripada suatu kebijakan dan pemberian pengarahan (general policies), sedangkan manajemen adalah prosesnya, yaitu bagaimana kegiatan diatur/dilakukan agar tujuan dapat dicapai dengan baik.
Jadi dengan melihat perbedaan dan persamaan administrasi dan
manajemen di atas, bisa disimpulkan bahwa administrasi membutuhkan manajemen,
demikian juga manajemen membutuhkan admnistrasi. Kedua-duanya saling melengkapi untuk mencapai
suatu tujuan.
BAB III
SISTEM ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN GEREJA
A.
Sistem
Admistrasi Gereja
Sekalipun administrasi penting untuk
menjadi sarana kesuksesan penyelenggaraan pelayanan di Gereja, namun perlu
diingat bahwa administrasi bukanlah segala-galanya. Gereja yang menjadikan
administrasi sebagai tujuan utama akan menjadikan pelayanan tersebut
perlahan-lahan kehilangan kegairahan dan akhirnya akan mati. Oleh karena itu
harus ingat bahwa kerapian sistem administrasi tidak sama dengan kedewasaan
rohani. Banyak Gereja yang administrasinya rapi tapi tidak ada semangat;
kehidupan rohani di dalamnya mati. Tetapi sebaliknya ada Gereja yang
administrasinya kacau tapi semangatnya menyala-nyala. Hal seperti ini akan membuang banyak tenaga
karena tidak efisien, sehingga lama-lama pelaksananya akan mati kecapaian
sebelum tugas selesai dijalankan:
1. Penting planning program kerja
Gereja perlunya membuat suatu program kerja yang dibuat sesuai dengan keputusan
rapat tentang apa yang akan menjadi tujuan untuk dikerjakan (untuk jangka waktu
tertentu). Tujuan dari program ini adalah untuk membuat
gereja mempunya fungsi, dalam artian bahwa gereja perlu mempunya visi kedepan
dalam rangka kualitas yang benar sebagai gereja Tuhan. Ada pepatah mengatakan tujuan tanpa
perencanaan sia-sia, ada pula yang mengatakan seperti kapal tanpa tujuan.
2. Pentingnya Organisasi
Gereja perlu ada pengaturan otoritas
dan tugas sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan tepat oleh orang yang
tepat dengan cara yang bertanggungjawab. Fungsi organisasi di dalam gereja
adalah untuk mendukung antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan visi dan
misi gereja. Contoh sederhananya bahwa kalau hanya pemimpin yang bertanggung
jawab semuanya tentu ini mustahil berjalan dengan baik. Organisasi sangat penting, diibaratkan
seperti satu biji lidi menyapu sampah-sampah, otomatis sampah-sampah itu sulit
disingkirkan, tetapi kalau lidi itu sekumpulan dang banyak otomatis sampah tadi
bisa dibersihkan. Demikian juga fungsi organisasi dalam sebuah gereja.
3.
Pentingnya Pengontrolan dalam administrasi
Begitu
pentingnnya pengontrolan dalam administrasi.
Seperti pemakaian gedung gereja, seringkali muncul dilema dalam
pemakaian gedung gereja. Untuk itu perlunya sistem yang mantap. Seharusnya sistem dalam pemakaian gedung gereja ini sudah
diatur sedemikian rupa. Sistem akan
bergerak secara otomatis ketika gedung gereja mau dipakai. Sistem ini akan meminta inputan jam, hari,
tanggal, bulan dan tahun. Sistem ini
akan menyediakan nama ruangan yang akan dipakai, nama acara. Setelah itu sistem ini akan menyimpannya ke
database dan meng-update status “reserved” terhadap ruangan yang telah
dipesan. Sehingga ketika data dimasukkan
hari dan tanggal, bulan, tahun, nama ruangan, nama acara, maka sistem akan
mengecek, apakah data-data tersebut dapat diproses atau bentrok dengan
data-data sebelumnya.
4. Pentingnya Pendelegasian
Pembagian tugas harus dilakukan
mengingat bahwa setiap orang mempunyai keahlian/ketrampilan yang berbeda dengan
orang lain.
5. Pentingnya Personel/Staf
Gereja harus ada cukup orang untuk
melakukan tugas-tugas yang sudah direncanakan, oleh karena itu perlu ada
pertanggungjawaban dari masing-masing orang yang terlibat didalamnya.
6. Pentingnya Koordinasi
Tugas-tugas yang tidak dikoordinasi
dengan baik akan menyebabkan pekerjaan yang tumpang tindih sehingga
menghasilkan kerja yang tidak efektif dan efisien. Pembelian perlu diawasi untuk memastikan
bahwa pembelian-pembelian yang dilakukan telah disetujui. Ini dapat dilakukan dengan membatasi
orang-orang yang dapat melakukan pembelian untuk gereja, sekretaris kantor,
pendeta, dan seorang wali jemaat dapat diberi tugas untuk melaksanakan
pembelian tesebut.
7.
Pentingnya Pelaksanaan
Seperti
penjadwalan pembesukan lokal, pertama-tama, sistem ini akan berjalan secara
otomatis dengan cara sistem akan aktif untuk meminta nama jemaat yang akan
dibesuk. Ini dilakukan oleh sistim yang
sudah diatur, yaitu anggota jemaat yang sudah di training di dampingi dengan
majelis atau pengurus gereja yang sudah terjadwal dalam pembesukan ini. Kemudian sistem ini akan meminta inputan hari
dan tanggal pembesukan, oleh-oleh yang akan dibawa, seperti kalao dalam keadaan
sakit, sistem ini akan membawa gula, susu, jeruk. Juga sistem ini secara otomatis menyediakan
transpot atau mobil yang akan dipakai, serta sopir yang akan bertugas dalam
pembesukan ini.
8. Pentingnya Pelaporan
Pertanggungjawaban dari setiap bagian
perlu dilakukan agar dapat diketahui hasil yang dicapai dan kegagalan-kegagalan
yang terjadi sehingga dapat diusahakan perbaikan-perbaikan yang perlu diadakan
di masa yang akan datang. Contoh laporan
yang harus dilaporkan: Laporan
Kelahiran jemaat yang berupa grafik disetiap periode (Minggu, bulan dan tahun). Laporan Jadwal Pemakaian Ruang dalam Gedung Gereja. Laporan jadwal pembesukan ke jemaat lokal. Laporan informasi data jemaat lokal
dilengkapi dengan status, jabatan, daerah asal, profesi, pendidikan, pelayanan. Laporan informasi data-data jemaat: Majelis, pengurus, pengurus komisi. Laporan informasi data-data karyawan gereja, seperti staf, tata usaha,
koster, karyawan, satpam, sopir.
Dengan adanya laporan ini, otomatis bisa
terlihat kekurangan apa yang harus
dibenahi di dalam administrasi tersebut.
Tetapi seandainya tidak ada laporan, pasti tidak tahu kekurangan dalam
perlengkapan administrasi tersebut.
9. Pentingnya Budget
Memprediksi jumlah keuangan yang
dibutuhkan, dan yang mampu didapatkan, dan yang mampu dipertanggungjawabkan
adalah sangat penting untuk menentukan seberapa jauh program kerja dapat
dilaksanakan supaya tidak macet di tengah jalan.