Pada masyarakat modern saat ini cenderung lebih
terbuka terhadap beragam
ekspresi
gaya hidup, termasuk tato di kalangan mahasiswa.Tato tersebut menjadi
sebuah
bentuk komunikasi nonverbal dari pengguna tato tersebut bahwa mereka
adalah
bagian dari minoritas yang mendukung perubahan image tato secara tidak
langsung
dari tato yang dipersepsikan berbeda oleh masyarakat yang dulu adalah
sebagai
simbol dari kriminalitas dan juga budaya. Dengan adanya studio-studio
tato
yang berada di berbagai penjuru kota.
A. Latar Belakang Masalah
Awal kemunculan tato, sejak 12.000 tahun SM,
tato dilambangkan sebagai ritual pada suku-suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu,
Polynesians. Di Mesir terdapat bukti sejarah kebudaayaan tato pada pyramid,
merupakan kebudayaan tato tertua. Menurut sejarah, bangsa Mesir lah yang
menjadi asal usul terbentuknya tattoo
experience di dunia. Dahulu bangsa
Mesir menjadi sebuah bangsa yang terkenal kuat, expansi mereka terhadap
bangsa-bangsa lain sehingga akhirnya kebudayaan tato juga menyebar luas ke
berbagai belahan dunia, antara lain seperti ke daerah Yunani, Persia, dan Arab.[1]
Mentato sama sekali bukan praktek modern. Telah
ditemukan mumi-2 bertato di Mesir dan Libyia yang berasal dari zaman ratusan
tahun sebelum Kristus. Mumi-mumi bertato juga ditemukan di Amerika Selatan.
Banyak gambar tato berkaitan langsung dengan ibadat kepada dewa-dewi kafir.
Menurut peneliti per-tato-an, ”tato tertua yang diketahui merupakan sebuah
gambar, bukan abstrak, melainkan menggambarkan Dewa Bes. Dalam mitologi orang
Mesir, Bes adalah dewa pesta pora yang cabul”.
Tato adalah salah satu bentuk kebudayaan yang
keberadaannya tidak lepas dari pengaruh proses dialektika sosial. Di Indonesia
ada beberapa daerah yang memiliki tradisi tato yang sangat kuat, diantaranya
yaitu suku Dayak di Kalimantan, Mentawai, dan Nusa Tenggara Timur. Tato di
dalam masyarakat Dayak diperkirakan mendapat pengaruh dari budaya Cina, hal itu
didasarkan pada keyakinan bahwa orang dayak merupakan keturunan atau memiliki
asal usul dari orang Yunan Cina Selatan. Tato bagi masyarakat Dayak tradisional
memiliki fungsi dan makna yang sangat sakral, karena pembuatan tato selalu
dihubungkan dengan berbagai aspek kebudayaan, diantaranya yaitu peribadatan dan
pengayauan.
Seperti yang dituliskan oleh Olong:
Tato pada masyarakat prasejarah terdapat di daerah
Inggris, yakni masyarakat Picts dan Breton yang menato tubuh mereka dengan
berbagai bagan dan warna. Tato pada waktu itu mempunyai peran signifikan dalam
kehidupan. Bahkan nama Picts secara literer merupakan akar kata dari menggores,
sedangkan nama Briton berarti melukis dengan beberapa warna.[2]
Tato bagi masyarakat Dayak merupakan
simbol ikatan pertalian yang tak terpisahkan hingga ajal menjemput. Disebutkan
bahwa tato merupakan unsur yang dapat menyelamatkan manusia ketika seseorang
meninggal,beruwa (jiwa) akan melayang berjalan menuju surga tempat nenek moyang
mereka tinggal. Dalam kehidupan sosial tato bagi masyarakat Dayak juga memiliki
fungsi dan makna yang sangat kuat dalam tatanan kehidupan sosial, seperti tato
yang dikenakan oleh seorang prajurit yang dianggap sudah pernah memenggal
kepala musuhnya, akan dikenali lewat tanda tato pada tubuhnya berupa
garis–garis yang halus dan tajam pada kedua tangannya. Tato bagi masyarakat
Dayak tradisional masih memiliki banyak fungsi dan makna yang bersifat tradisi
dan turun temurun. Di Mentawai tato juga memiliki fungsi dan makna yang hampir
sama dengan tato di Dayak, yaitu
dikaitkan dengan kepercayaan, sebagai identitas dalam tatanan sosial berupa
keanggotaan dari suku tertentu. Fungsi lain tato Mentawai yaitu sebagai simbol
kemahiran atau ketrampilan secara skill dari seseorang, misalnya tato gambar
binatang biasa dikenakan oleh seseorang yang ahli berburu binatang. Tato juga
berfungsi sebagai hiasan, biasanya dalam hal ini pemilihan objek dan penempatannya
menyesuaikan dengan selera pengguna, pada perempuan tato biasanya menambah
kesan cantik dan pada pria memberikan kesan gagah.
Di dalam perkembangannya tato mengalami proses
adaptasi, menyesuaikan dengan paradigma yang berkembang pada masyarakat modern.
tidak lagi bersifat tradisional yang identik dengan tradisi ritual dan
identitas kedaerahan, tetapi berfungsi sebagai media ekspresi yang membawa
nilai – nilai perlawanan, pencarian identitas, untuk kesenangan atau kenyamanan
bagi penggunanya. Tato saat ini berkembang seiring dengan perkembangan tren
gaya hidup, di mana tato dapat merepresentasikan nilai – nilai keseksian,
keberanian, kejantanan, dan kepercayaan diri. Di kalangan anak muda urban, tato
dianggap sebagai bagian dari atribut yang dapat menunjang penampilan dan gaya
hidup serta mencerminkan jati diri mereka.Era postmodern sering juga disebut
sebagai era kapitalis lanjut, maka tak diragukan lagi jika postmodern erat
kaitannya dengan bidang konsumsi. Di dalam pasca modern ini bidang konsumsi
yang dalam hal ini adalah apa yang kita beli dan apa yang menentukan apa yang
kita beli, semakin dipengaruhi oleh budaya popular. Budaya poluler yang
dimaksud di atas adalah budaya yang menjadi latar belakang alasan mengapa
anak–anak muda memutuskan menato dirinya, yaitu sebagai bentuk mencari
kesenangan, membangun kepercayaan diri, dan sebagai bagian dari atribut
penampilan mereka.
BAB II
BAHAYA PEMAKAIAN TATO
Memasang tato dan tindik dapat memberikan efek pada
tubuh, salah satunya adalah infeksi. Infeksi terjadi jika terdapat luka pada
lokasi tato ataupun tindik. Infeksi pada kulit akibat dua aktifitas ini
biasanya terjadi pada permukaan kulit tempat lokasi tato atau tindik dilakukan.
Infeksi yang terjadi biasanya berupa munculnya cairan jernih ataupun kuning
terang hingga berwarna kuning gelap, coklat ataupun merah serta mengeluarkan
bentuk dan bau seperti nanah sebagaimana yang dikatakan dalam situs www.thecrowdvoice.com yang mengatakan:
Bakteri masuk kedalam kulit melalui tinta, hingga menyebabkan ruam.
Menjumpai orang dengan tubuh yang dihiasi seni rajah atau tato mungkin bukan
hal yang aneh lagi sekarang. Selain sebagai salah satu bentuk ekspresi seni,
sebagian orang juga merasa keren saat tubuhnya berhias tato. Rupa-rupa warna
pada tato ternyata menyimpan bahaya tersembunyi. Berdasarkan studi di beberapa
negara bagian Amerika, tinta yang digunakan dalam tato menjadi sarang yang
nyaman bagi bakteri. Bahkan berkembang biak. Hal ini diduga karena penggunaan
air yang tidak steril dalam pembuatan tato, yang kemudian mencemari tinta.
Menurut laman Live Science, tercatat 22 infeksi kulit yang terjadi akibat tato
di negara bagian New York, Colorado, Washington, dan Iowa. Bakteri yang
ditemukan dalam kasus di New York adalah Mycobacterium chelonae, bakteri yang
masih terkait dengan penyebab tuberkulosis dan kusta. Bakteri ini kerap
ditemukan pada air keran. Setelah masuk ke kulit lewat jarum tato, bakteri ini
akan menyebabkan ruam yang tidak akan hilang selama berbulan-bulan, meski tidak
terlalu berbahaya bagi kekebalan tubuh. Untuk menghilangkannya, dibutuhkan
antibiotik dosis tinggi atau bahkan operasi. Jika tetap ingin merajah tubuh
tanpa khawatir tertular bakteri, calon konsumen disarankan memilih parlor tato
yang sudah terdaftar. Merek adapat menjamin kesterilan alat-alat yang
digunakan. Jika Anda merasakan adanya
infeksi yang muncul setelah
membuat tato, jangan menunda untuk mencari pertolongan medis.[3]
Jika
dilihat dari sisi kesehatan tato juga memiliki efek yang negatif jika cara
pembuatannya
tidak profesional. Efek samping yang bisa muncul dari pembuatan
tato
adalah adanya risiko infeksi seperti penggunaan jarum yang tidak steril atau
kandungan
zat-zat berbahaya dari tinta yang dipakai. Seperti yang di beritakan di
detikhealth.com
:
“Jika tidak benar-benar steril, seni merajah kulit alias tato bisa
menularkan
berbagai jenis infeksi seperti HIV/AIDS dan Hepatitis
C. Departemen
Kesehatan Australia mengungkapkan seorang warga
Australia terinfeksi
HIV setelah membuat tato di Bali. Turis tersebut
diketahui terkena positif
virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) setelah
pulang ke negaranya
dan melakukan tes darah.Departemen Kesehatan Australia
tidak
memberikan detil identitas orang tersebut. Namun,
menjelaskan hal ini
belum pernah terjadi sebelumnya. Demikian ditulis
abc.net.au, Sabtu
(24/12/2011)[4]
Prof Helen Suh MacIntosh, pakar kesehatan lingkungan
dari Harvard University mengatakanbeberapa penyakit yang bisa ditimbulkan dari
proses tato yang tidak steril adalah:
Infeksi HIV AIDS, Hepatitis B atau C, TBC, Mycobacterium, Sifilis,
Malaria, Lepra.[5]
Berdasarkan
pernyataan di atas tentunya bagi orang yang ingin memakai tato memperhatikan
dan mempertimbangkan dengan baik sebab akibatnya bisa membunuh tubuh.
BAB III
BOLEHKAH ORANG KRISTEN BERTATO
Tato merupakan tren yang sedang digemari dikalangan
kaum muda pada saat ini. Tren ini tidak hanya masuk dikalangan bawah tetapi
kalangan menengah ke atas, pria maupun wanita, dari para dokter hingga
pengacara, artis-artis dan tidak terkecuali kaum muda Kristen. Menurut sejarah
tattoo selalu dihubungkan dengan ritual yang mengerikan dan mengeluarkan darah
yang dipergunakan dalam ritual agama untuk menyelaraskan jiwa manusia dengan
kekuatan gaib agar jiwa tersebut dapat masuk ke alam baka dengan tenang.
Arti-arti spiritual yang tersembunyi dalam tattoo antara lain adalah lambang
perbudakan yang dipakai oleh bangsa Yunani dan Roma kepada para budak mereka,
sebagai simbol arwah-arwah leluhur, sebagai tanda pengenal sekte-sekte tertentu
dan simbol dalam ritual-ritual sex, lambang untuk mengambil bagian dalam pesta
narkoba, dan hal-hal yang berhubungan dengan pemberontakan, mistik,
kanibalisme, dan penyembahan terhadap setan.
Ada tiga kriteria yang menjadi tolok ukur sehingga
suatu perbuatan dianggap sebagai tindakan yang menyimpang. Pertama, perbuatan
tersebut dianggap sebagai perilaku yang buruk, menjijikkan atau suatu
penampilan yang tidak biasa sehingga tidak pantas dalam masyarakat. Dengan kata
lain perbuatan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang mengancam dan
membahayakan lingkungan masyarakat. Kedua, perbuatan buruk dipahami dapat
menyesatkan orang lain. Ketiga, penyimpangan sosial selalu dikaitkan dengan
perilaku, pikiran dan penampilan yang buruk. Akibatnya orang yang berbuat buruk
mendapat reaksi negatif dari masyarakat.[6]
Berdasarkan pandangan tersebut, maka tidaklah
mengherankan jika tato dianggap sebagai perbuatan yang menyimpang, karena
dianggap sebagai perbuatan buruk yang tidak biasa dalam lingkungan masyarakat
tertentu, yang dapat membahayakan bahkan menyesatkan menyesatkan orang. Secara
teologis. pun pemahaman tersebut tidak jauh berbeda. Tato secara teologis
dipandang sebagai perbuatan yang menodai atau merusak karya Allah
A.
Pandangan
Alkitab tentang Tato
Selama ini banyak orang memahami bahwa tato adalah
“boleh-boleh saja” namun Alkitab menjelaskan dengan jelas bahwa tato dilarang
Firman Tuhan. Ada beberapa alasan mengapa orang Kristen tidak boleh memakai
tato:
1.
Tato sebuah
tanda karena Orang yang dikasihi Mati
Menarik sekali, Hukum Musa melarang umat Allah untuk
mentato diri. Imamat 19:28 mengatakan, ”Jangan membuat torehan-torehan pada
tubuhmu untuk jiwa yang sudah mati, dan jangan membuat tanda tato pada dirimu.
Akulah Yehuwa.” Para penyembah kafir, seperti orang-orang Mesir, mentato nama
atau simbol dewa mereka di dada atau lengan mereka. Dengan menaati larangan
Yehuwa dalam membuat tanda tato, orang Israel secara mencolok berbeda dari
bangsa-bangsa lain.—Ulangan 14:1, 2.
Perjanjian Lama memerintahkan orang-orang Israel,
Imamat 19:28 Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah
merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah TUHAN. Dalam terjemahan Leveticus
19:28 Ye shall not make any cuttings in your flesh for the dead, nor print any
marks upon you: I am the LORD. (KJV). Kata kunci:menggoresi tubuhmu karena
orang mati (cuttings in your flesh for the dead). Jika kita mendefinisikan
tattoo sebagai tanda- tanda yang dirajah di kulit, maka sesungguhnya
berdasarkan ayat ini, sepertinya dilarang oleh Tuhan. Memang konteksnya pada
jaman PL dulu, membuat tattoo di tubuh adalah kebiasaan bangsa- bangsa kafir,
sehingga Allah melarang orang Israel untuk mengikuti kebiasaan tersebut.
Sekarang ini nampaknya tattoo tidak lagi berkonotasi sebagai kebiasaan bangsa
kafir, karena tattoo ini malah sekarang dikomersialkan dalam dunia secular. Tattoo
adalah tanda orang mati atau tanda bahwa orang tersebut menjadi bagian dari
kematian.
Orang kafir jaman dulu, menorah-noreh dirinya dengan
pisau berkaitan dengan pemanggilan arwah orang mati yang berakar dari sihir dan
pemujaan berhala. Tentunya sekarang peralatan tidak dengan pisau dan tidak
berdarah-darah. Tapi pada intinya, rajah (tattoo) berakar dari pemujaan
berhala. Jauhi hal ini karena hanya akan menimbulkan murka Allah. Allah sangat
membenci unsur-unsur pemujaan berhala bahkan sampai saat ini.
2.
Tubuh merupakan
Bait Allah
Tubuh adalah bait Allah karena itu harus dijaga dengan
baik, tidak boleh dinodai bahkan merusaknya. I Korintus 6:19-20: “Atau tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu muliakanlah
Allah dengan tubuhmu”.Tato dianggap sebagai perbuatan yang merusak tubuh,
karena itu orang yang bertato dapat disamakan dengan orang yang tidak
menghargai atau tidak taat lagi terhadap Allah. Hal ini dikarenakan pada
umumnya anak muda yang bertato jarang sekali ikut dalam persekutuan dengan
jemaat dan kurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja.:
3.
Tubuh adalah
Gambar rupa Allah
Kitab
Kejadian menjelaskan bawa keberadaan manusia itu diciptakan Allah serupa
segambar dengan Allah.“ Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.” Kata “gambar Allah” dalam teks aslinya memakai
bahasa selem yang artinya “patung;
gambar; salinan” sedangkan kata rupa
sama dengan gambar, tetapi mencakup
tambahan makna: “demut, rupa; bentuk; figure;format; pola. Kata kerja rupa
adalah damah yaitu menjadi sama, yaitu keserupaan dalam
moral dan sosial.[7]
4.
Tubuh adalah
Buatan Tangan Allah
Keberadaan manusia
adalah buatan Allah seagaimana kitab Efesus mengatakan: “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya
kita hidup didalamnya. (Efesus 2:10). Kata” buatan Allah” adalah berbicara
mengenai “keistimewaan” sebagai mahluk yang mulia yang telah di tebus oleh
darah Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya, dan sekarang menjadi
manusia baru yang mempunyai pengharapan keselamatan pasti di dalam Yesus. Jadi
nilai kehidupan manusia itu sangat berarti dan berharga ketika hidup di dalam
Yesus Kristus. Hal itulah yang membuat
bahwa manusia itu sangat “berarti” dihadapan Tuhan jadi tidak usah lagi di poles-polesh sebab sudah
sempurna sebab Tuhan sendiri
menciptakannya.Sebab kalau digoresi berarti sedang tidak setuju dengan karya
Tuhan.
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah penulis menyusun makalah ini, dapat ditarik
kesimpulan bahwa orang Kristen dilarang memakai tato dengan alasan secara etika
bahwa tato adalah mengotori tubuh dan merusak tubuh, secara kesehatan dapat
mengganggu kesehatan bahkan sampai kepada pembunuhan tubuh, dan yang ketiga,
bahwa Alkitab melarang bahwa tato adalah tanda orang mati, tato adalah
penyembahan berhala.
Alasan kuat mengapa orang Kristen tidak boleh memakai
tato, karena tubuh ini adalah bait Allah, diciptakan Allah serupa segambar
dengan Allah, buatan tangan Allah sendiri. Jadi tidak perlu lagi
ditambah-tambahi sebab sudah sempurna diciptakan Tuhan. Dan kalau orang Kristen
memperbolehkan tato berarti sedang tidak sepaham bahwa manusia diciptakan
serupa segambar dengan Allah. Maka dari itu tato adalah dilarang di agama
Kristen.